Oleh Ardiningtiyas P.
Salah satu alat tes yang seringkali digunakan dalam rekrutmen calon pegawai dikenal dengan nama Edwards Personal Preference Schedule (EPPS). Dalam psikotes atau tes psikologis, alat ini seringkali menjadi salah satu yang dipakai untuk mengukur (mengungkap) 15 motif/kebutuhan personal (khas) melalui 225 item berpasangan.
Anda akan diminta untuk memilih yang paling sesuai dengan diri sendiri. Secara singkat, Anda bisa mencermati kebutuhan-kebutuhan yang akan diungkap dalam EPPS, diantaranya, kebutuhan untuk menyelesaikan tugas dengan baik/optimal, menuruti/menyesuaikan diri dengan norma atau menundanya, membuat perencanaan dan pengelolaan (teratur), menjadi pusat perhatian dalam kelompok, memiliki otonomi atas tanggung jawab dan kewajibannya sendiri, menjalin interaksi sosial yang lekat, menganalisa perilaku atau perasaan orang lain, menerima support dari orang lain, memimpin dan mempengaruhi orang lain, menerima kesalahan dan mengakui pada orang lain, dll.
Hasil EPPS akan membentuk grafik yang menunjukkan apakah Anda memiliki kecenderungan kuat di kebutuhan achievement, nurturance, endurance atau lainnya. Dari sini, tentu Anda sudah bisa memperkirakan, jurusan A di ITB membutuhkan orang-orang seperti apa? Untuk lingkup teknik, biasanya diperlukan orang-orang yang memiliki endurance kuat, achievement (kalau ini semua), autonomy, order. Sejumlah 225 item ditujukan untuk mendapatkan gambaran kepribadian Anda.
Pertanyaan ‘jawaban apa agar bisa diterima’ tidak berlaku untuk psikotest (termasuk EPPS). Sebab, tes ini bukan mengukur ‘apa yang dipelajari, namun untuk mendapatkan gambaran diri agar bisa optimal melakukan aktivitas (belajar – bekerja). Asumsinya, seseorang akan menampilkan performa terbaik ketika berada di lingkungan dan melakukan aktivitas yang menyenangkan juga membuat nyaman. Kesulitan akan menjadi tantangan untuk terus dipelajari dan dijawab.
Persiapkan fisik dan mental dengan cara beristirahat cukup sebelum tes. Mood jelek dan kondisi fisik yang kurang fit dapat mempengaruhi pengerjaan psikotes. Mengerjakan psikotet seperti mengeluarkan ‘seluruh’ diri yang dapat melelahkan mental. Mungkin bisa saja ada yang akan memanipulasi dengan memilih jawaban yang terlihat baik. Jawaban ini disebut ‘social desirability‘ dan telah memiliki antisipasinya. Jika jawaban Anda cenderung membentuk ‘faking good‘ maka akan dianggap tidak valid atau tidak dapat digunakan. Psikotes juga akan menggunakan lebih dari satu instrumen untuk mendapatkan gambaran yang lebih akurat tentang diri Anda. So, be yourself 🙂
Dikutip dari www.konsultankarir.com
Share this post :
apakah psikolog yang menyelengarakan test,
benar benar murni independet or tergantung dari pesanan yang meminta (dari permintaan USER),
seperti contoh, bila BKD meminta rekurtement PNS bisa kah instrument nya di setel dengan pesanan, yaitu si calon pNS harus Penurut dan tidak banyak tuntutan apalagi melawan atasan/ YES MEN,
bisakah demikian?
trims,
mhn jawaban juga di cc di email ku yaa,
trims bu..
Jawab:
Tes yang ideal harusnya bukan dilakukan berdasarkan pesanan. 🙂 Kalau berdasarkan pesanan pastinya akan merugikan peserta lain yang ikut tes dengan mengikuti prosedur yang benar. Saya tidak tahu apakah memang dicari PNS yang penurut dan tidak menuntut, tapi jika itu yang terjadi wahhh… benar-benar parah dong aparat birokrat kita ya? 🙂